Husbandiri

Punya Restoran dan Rumah Tambah

TIDAK banyak yang berubah dari pria asal Asahan, Sumatera Utara, Husbandre yang menduduki kursi legislatif lewat PDI Perjuangan. Bicaranya ceplas-ceplos dan cepat. Namun bicara soal harta kekayaan, Husbandri sedikit tertutup dan kurang terbuka seperti biasanya. Beberapa kali dihubungi, dia mengaku sibuk dengan aktivitasnya sebagai wakil rakyat.

Husbandri meminta wawancara dilakukan melalui telepon. Batam News yang beberapa kali menghubungi untuk meminta waktu untuk wawancara tidak pernah berhasil untuk membuat janji, sejak minggu lalu. Akhirnya, untuk kali ini, Batam News mengalah untuk melakukan wawancara melalui telepon.

Husbandi yang tinggal di Orchid Park Blok D No 36 Baloi ini mengaku selama menjadi anggota dewan, banyak suka duka yang dijalaninya. Walau kadang menerima pujian maupun kecaman, dia terlalu mempermasalahkannya. Dia menyadari hal itu sebagai resiko wakil rakyat.

Bicara soal harta kekayaannya, Husbandri mengaku tidak bertambah banyak. Dia mengaku hanya rumahnya yang bertambah. Kalau dulu dia melaporkan ke KPKPN rumahnya hanya dua unit, di Orchid dan Tembesi ukuran 76 meter persegi seharga 65 juta, rumahnya bertambah.

Rumahnya dia diperolehnya dari pekerjaaanya dulu sebagai Kepala Cabang PT Salapan yang bergerak dibidang jasa pengiriman. "Saya dulu Kepala Cabang disitu sebelum masuk dewan. Kami rekanan Pertamina Tongkang untuk pengiriman minyak. Setelah itu baru saya buka usaha sendiri," katanya.

Selain rumah yang ditempatinya di Orchid Park dia juga memiliki rumah di Plamo Garden, di Merapi Subur Batu Aji dan satu unit rumah di Bandung yang dipergunakan istrinya untuk usaha. Namun rumah di Plamo Garden tersebut kata dia diperoleh melalui kredit, dan sampai sekarang belum lunas. Sementara rumah di Bandung kata dia digunakan istrinya untuk usaha restoran. Dia memperkirakan, rumah sekitar Rp 280 juta-an.

Dia dan istrinya juga memiliki tiga usaha kounter ponsel yang semuanya beroperasi di Bandung. Selain usaha restoran dan kounter ponsel, Husbandri juga memiliki perusahaan yang dijalankan dengan nama PT Seta Sentra Mandiri. Perusahaan tersebut yang bergerak di bidang jasa Kontrator.

Hasil usaha tersebut kata dia diperguanakan untuk biaya pendidikan dua anaknya dari tiga anaknya saat ini. Sementara penghasilannya dari dewan kata Husbandri dipergunakan untuk biaya hidup sehari-hari keluarganya. Sebagaimana pengakuan Husbandri, istrinya saat ini merupakan istri kedua, karena istri pertama sudah cerai.

Dua anak hasil perkawinannya dari istri pertamanya ikut sama dia. Sementara anak dari istri keduanya baru lahir beberapa bulan lalu. "Dua yang sekarang sedang membutuhkan biaya pendidikan. Satu sedang kuliah dan satu lagi masih sekolah. Anak bungsu baru lahir," jelas Husbandri.

Pengakuan Husbandri, kalau ada hartanya yang bertambah saat ini, itu diperolehnya dari hasil usaha yang dijalankan istrinya. Tabungan pribadinya kata Husbandri tidak ada pertambahan, dan malah berkurang. Walau demikian dia tidak menampik kalau istrinya memiliki tabungan sendiri dan terpisah dari tabungannya. Namun tabungan atas nama istrinya kata diperoleh dari hasil usaha istrinya.

Sementara dalam laporannya ke KPK, Husbandre melaporkan jika dia memiliki tabungan atas nama sendiri sebesar Rp 12 juta di BCA, di bank Niaga Rp 8 juta dan di bank Lippo sebesar Rp 15 juta. "Kalau tabungan saya tidak ada. Paling ada ditabungan untuk cukup biaya hidup tiga bulan. Gaji cukup untuk biaya operasional dan makan sehari-hari saja," katanya tanpa mau menyebutkan jumlah tabungannya.

Selain itu, Husbandri juga memiliki mobil Huyundai dan Harrier dan satu unit motor yang biasa dipergunakan anaknya. Walau mobilnya tidak bertambah, namun mobilnya berganti dengan mobil saat dilaporkan ke KPKPN. Sebagaimana dilaporkan ke KPKPN, dia memiliki mobil Accord tahun 2000 seharga US$ 16.500 dan Toyota Soluna US$ 13.500.

Terkait rencananya di Pemilu tahun 2009 mendatang, Husbandri mengaku masih belum memutuskan. Dia mengaku masih akan melihat sistem Pemilu nantinya. "Kita lihat dan pelajari dulu sistem pemilu nanti, baru diputuskan ikut atau tidak," katanya mengakhiri. (martua)

Comments