Onward C Siahaan

Uangnya Tumbuh Seperti Kumisnya

Persoalan kekayaan bukan sesuatu yang tabu dibicarakan jika kita memang kebutuhan menuntut. Sebagai wakil rakyat, tidak ada salahnya untuk terbuka jika memang hal itu baik untuk diketahui masyarakat. Keterbukaan untuk yang layak diketahui rakyat malah sangat baik dan semakin mendekatkan diri dengan rakyat.

Batam (BN)- Pria berkumis lebat, Onward C Siahaan mengaku keikutsertaannya di Pemilu 2004 tidak berpengaruh banyak dengan kekayaannya. Namun tabungan uangnya tumbuh sepeti kumisnya yang lebat. Walau kadang berkurang saat Pemilu dan untuk modal usaha yang kini dijalankan istrinya, namun tanungannya tetap tumbuh. "Namanya juga usaha,kadang ada pasang surutnya," ujar pria tiga anak ini.

Berbeda dengan beberapa anggota dewan yang awalnya enggan diwawancarai harta kekayaannya, Pria kelahiran 13 Maret 1964 yang tinggal di Taman Duta Mas Blok A 14/12
dengan taksiran harga sekitar Rp 300juta, langsung menerima Batam News. Namun satu hari sebelum wawancara kekayaan, Onward minta ketemu. Sesuai dengan jadwal pertemuan, dia menanyakan perihal rencana kekayaannya dan anggota lain. Dengan sedikit merendah dia berujar singkat jika dia tidak memiliki pertumbuhan keuangan sejak melaporkan harta kekayaan saat Pemilu 2004.

Walau sudah berjanji besoknya akan blak-blakan soal harta kekayaannya, namun pada hari pertama, dia sudah menyinggung sedikit soal sahamnya di perusahaan yang ada di Batam. Walau demikian, dia enggan untuk dimuat bersamaan dengan harta kekayaannya sesuai dengan permintaan rekan bisnisnya. "Kawan-kawan kurang setuju kalau dimuat. Tidak apalah, apa lagi soal Saham susah untuk menghitungnya nanti," ujarnya.

Onward sendiri mengaku jika persoalan kekayaan bukan hal yang tabu dibicarakan sebagai wakil rakyat. Dia sendiri mengaku jika harta kekayaan yang dimilikinya diperoleh dari pekerjaan sebelumnya, hasil usaha dan dari warisan istri yang anak mantan pimpinan PTPN.
"Sebagai wakil rakyat, tidak ada salahnya untuk terbuka jika memang hal itu baik untuk diketahui masyarakat. Keterbukaan untuk yang layak diketahui rakyat malah sangat baik dan semakin mendekatkan diri wakil dengan yang diwakilkan," sambungnya.

Pria alumni USU (S1) dan UGM (S2) ini mengaku jika awalnya dia menabung dari hasil kerjanya sebagai karyawan di PT Sarana Sawitindo Dumai dan pegawai Otorita Batam sebagai kepala Sie Air Minum Wilayah Sekupang. Suami Dra Risma Elisabeth L Tobing ini juga mengaku pernah menjadi general manager Pabrik Industri Hilir Sawit Kabil yang kini berubah nama menjadi Sinergi Oil.

Selain dari hasil keringatnya sebagai karyawan, dia tidak enggan dan tidak mau menutup-nutupi jika harta warisan istrinya dari mertua cukup besar. Dia dan istrinya menerima warisan berupa tanah dan bangunan di Jakarta. Tanah berikut bangunannya itu dijualnya dan dibelikan tanah di Sukajadi beberapa tahun lalu seluas 500 meter persegi. Kini ditaksir harga jual tanah tersebut sekitar 500 juta.

Sementara tabungannya saat ini bertambah dari tabungannya saat melaporkan kekayaannya ke KPKPN. Kini dia memilik sekitar Rp 1 miliar tabungan dari hasil usaha.

Sementara gaji yang diterimanya sebagai anggota dewan kata dia hanya untuk menutupi biaya operasionalnya sebagai ketua partai dan anggota dewan. Selain dari dewan dia juga mengaku mendapat pemasukan dari perusahaan yang di dalamnya dia duduk sebagai komisaris.
Sementara dua perusahaan yang bergerak sebagai developer itu kini dijalankan istrinya. Walau kendali penuh ditangan istrinya, namun dia masih tetap berperan dalam memberikan arahan dan masukan.

Walau tabungannya bertambah, namun Onward mengaku, jika hartanya berkurang sedikit. Disisi lain total nilai kekayaannya bertambah karena nilai jual harta miliknya dan istri bertambah.

Diungkapkan, hartanya yang berkurang diantaranya mobil. Jika dulu dia dan istrinya punya 3 mobil, kini hanya tinggal 2 unit. Kedua kendaraan tersebut adalah mobil merek Lexus Harier dan Nissan Patrol yang diperkirakan bernilai Rp 200juta. Selain uang tabungan dan deposito sebesar 1 miliar lebih, Onward dan istri juga memiliki emas seberat 87 gram dan 3 set perhiasan yang diperkirakannya seharga Rp 50 juta.

Selain itu bersama istrinya, Ketua DPD Partai Pelopor Kepri ini mengaku, memiliki surat berharga sekitar Rp 580 juta. Jumlah itu tidak bertambah saat dia melaporkan kekayaannya ke KPK. Selain itu Onward mengaku memiliki empat unit rumah bagi hasil usaha sebagai developer dengan rekan bisnisnya yang diperkirakan nilai jual semuanya mencapai Rp 210 juta. Kalau diperkirakan dengan nilai jual harta bendanya bersama deposito perkirakan ada sekitar 2,8 miliar.

Sementara KPKPN dalam laporannya mengatakan, tempat tinggal Onward di Taman Duta Mas Blok A 14/12 Batam memiliki seluas 169/150 m2 dengan nilai NJOP 5.103.000. Selain itu, dia memiliki rumah di Perum Depok Lama Alam Permai 108-170 m2 senilai 172.070.000. Dia dan istrinya memiliki mobil atas nama sendiri, Hotman Hutapea dan Siti Nurhayati seharga 270 juta.

Emas atas nama sendiri ada 6,6gr, 14,4 gr, 30,1gr, 9,3gr dan 12,32 gr serta atas nama istri 14,2 ditambah 3 set perhiasan. Total harga perhiasan Rp 25.430.400. Selain itu, obligasi atas nama Onward tercatat sebesar Rp 120 juta. Obligasi atas nama istri sebesar 120 juta, 160 juta dan 18 juta.

Dengan demikian total Obligasi sebesar Rp 580 juta
Tabungan dan deposito atas nama sendiri dilaporkan ada sebesar Rp 606.480.382 dan istri Rp 4juta. Dengan demikian total harta yang dilaporkan ada sebesar diperkirakan 1.813.083.782, dengan catatan harga yang dilaporkan KPKPN tersebut merupakan NOJP dan bukan nilai jual yang sebenarnya. (cr3)

Comments