Jejak Kaki Menuju Pemilu 2009 Sambungan

Jejak Kaki Menuju Pemilu 2009 Sambungan

Ajang Tempur Politisi dan Tokoh Masyarakat

Ajang pembuktian eksistensi dan penerimaan masyarakat atas figur calon anggota dewan, termasuk dari mantan anggota dewan akan terjadi di Pemilu 2009. Namun untuk ini, tentunya nomor urut calon akan berpengaruh besar. Karena itu, untuk mendapat nomor urut atas di partainya, tidak semata-mata ditentukan jabatan di partai. Faktor lain dapat juga dipengaruhi, eksistensi selama menjadi anggota dewan.
Ditingkat pimpinan partai (Ketua dan Sekretaris), peluang menjadi calon dengan nomor urut satu atau dua, bukan lagi permasalahan yang dipikirkan. Tema-tema pembicaran yang meluncur dari mereka, sudah soal target perolehan kursi di DPRD. Berbeda dengan anggota dewan lainnya, yang bukan menjadi pimpinan partai. Mereka menghitung peluang menjadi nomor urut atas (momor urut satu, dua atau tiga) di daerah pemilihannya. Kecuali Batam akan dibagi dua derah pemilihan (Dapil).
Jadi wajar jika para kader-kader partai, terlebih yang duduk di dewan sedang dalam proses penguatan pengaruh diinternal dan di tengah masyarakat. Kader Partai Golkar misalnya. Tiap anggota DPRD asal Golkar memberikan bantuan kamera digital kepada pengurus PAC. Alasannya, kamera-kamera itu akan dipergunakan mengambil foto, untuk pembuatan kartu anggota. “Ini untuk kepentingan partai, sehingga memudahkan pengurus dalam membuat kartu anggota,” jelas Wakil Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kepri, Nur Syafriadi, beberapa waktu lalu.
Menghadapi Pemilu 2009 mendatang, langkah yang cukup berani dilakukan PAN dengan membuka pelamar untuk menjadi anggota DPRD, dari masyarakat biasa (non kader). Sekitar 50 persen dari Caleg PAN nanti akan berasal dari non kader PAN. Mereka akan bertarung di Pemilu bersama kader PAN yang sudah lebih dulu eksis di dunia politik.
Ketua DPD PAN Kota Batam, AA Sanny mengatakan strategi ini untuk mendapatkan kursi yang lebih banyak di Pemilu. Selain itu AA Sanny juga yakin kader yang duduk di kursi DPRD sekarang akan tetap bertahan. “Kalau kader partai itu tidak harus menjadi anggota dewan. Bisa juga menjadi manajer di partai,” tegasnya.
Berbeda dengan yang terjadi atas PNI Marhaenis yang memiliki kader di DPRD Batam, Jasarmen Purba. Walau partainya sudah secara otomatis menjadi peserta Pemilu serta jatah nomor urut teratas pada pencalonan nanti, namun Ketua DPW PNI Kepri itu punya wacana lain. Jasarmen lebih kuat mengemukan untuk menjadi anggota DPD RI asal Provinsi Kepri.
Beda dengan Jasarmen yang memiliki kendaraan ke Pemilu 2009, kader PKB Tharmani mengalami nasib yang cukup dilematis. Dia mengalami problem karena saat konflik PKB terjadi, Tharmani berada dikubu yang berseberangan dengan Gus Dur. Namun isu yang menguat sekarang, jika PKB tidak mencalonkan Tharmani, Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), yang merupakan pecahan dari PKB, siap menampungnya.
Dipihak lain, isu yang tidak kalah menarik terjadi fraksi PPP Plus DPRD Batam. Bahkan, Mantan Sekretaris DPC, Suhaeni sudah menguat untuk menjadi anggota DPRD Provinsi Kepri bersama dengan Sukri Farial. Nama Suhaeni dijagokan untuk bersama-sama dengan Ketua DPW PPP Provinsi Kepri, Ahars Sulaiman mencalonkan diri dari Dapil Batam. Sedangkan Ketua DPC PPP Kota Batam, Irwansyah, masih tetap akan bertarung untuk DPRD Batam.
Mempertahankan figur kader yang ada juga dilakukan Partai Demokrat. Ketua DPD Partai Demokrat, Abdul Azis mengatakan tetap akan mempertahankan kader partainya di DPRD. “Tidak ada masalah dan kami tidak punta rencana untuk tidak memasukkan anggota dewan sekarang menjadi Caleg dari Partai Demokrat. Mereka tetap kita pertahankan,” tegas Aziz.
Sementara PKS dalam suatu acara pelatihan di Hotel PIH Batam Centre mengaku masih akan melakukan evaluasi terhadap kinerja kadernya di dewan. Untuk itu, pihaknya juga sudah membentuk tim evaluasi. Walau demikian, semua kader partainya didewan masih tetap berpeluang. “Tinggal bagaimana kedepan merumuskan agar dalam penetapan caleg, ditentukan secara objektif,” ujar Ketua DPD PKS Batam, Ricky Indrakari.
Terkait dengan peluang di pemilu mendatang, Ketua Assosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Kota Batam, Syamsul Bahrum mengakui, jika peluang anggota dewan sekarang akan lebih besar. Disamping itu, ada juga tokoh masyarakat yang merupakan wajah-wajah baru dunia politik juga akan terjun menjadi Caleg. “Mereka sudah dikenal dengan baik dan namanya tidak asing di masyarakat. Tinggal bagaimana citra yang terbangun di mata masyarakat,” ujarnya.
Dia mengatakan, persaingan ini akan semakin hangat karena partai baru juga akan memberikan perlawanan sengit dengan memperkuat sosialisasi. Namun demikian, yang benar-benar bisa duduk di lembaga legislatif tidak akan jauh dari sekitar tujuh atau delapan partai politik. “Apalagi angka threshold kuota mencapai 5 persen dari suara pembagi pemilih dan bagaimana suara ini terbagi habis di dapil masing masing,” jelasnya.
Syamsul menilai partai lama seperti Golkar, PDIP, PPP, PAN, PKB, Demokrat, dan PKS masih akan menjadi pemain utama dalam kancah politik kedepan di Kepri, terlebih Batam. Namun demikian, beberapa partai baru yang semakin agresif dalam sosialisasi, gerakan simpati, bisa lebih diterima dan mendapat tempat di hati masyarakat.

Comments