Hadir untuk Semua Kalangan


Batam (BN)- Pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau bukan partisipasi satu kelompok, namun oleh semua masyarakat. Semua masyarakat selalu dan akan selalu bekerjasama dalam proses pembangunan dulu, sekarang dan di masa mendatang. Masyarakat harus optimis dan kita selalu menjalankan tugas masing-masing demi sebuah masa depan anak cucu kita kelak. Kita mencintai Kepri sebagaimana kita mencintai rumah kita dan keluarga kita sendiri. Pandang dan jadikan perbedaan suku dan agama sebagai kekuatan dalam membangun Kepri. Biarlah kesuksesan itu menjadi cerita untuk membangkitkan komitmen atas pembangunan dimasa depan.

Penegasan komitmen ini disampaikan putra Kepulauan Riau yang menjadi Calon Anggota DPR RI, dari Partai Golkar, DR Harry Azhar Azis MA dalam perbincangan dengan Batam News, belum lama ini. Dia harus tinggal di Jakarta, karena dia harus menjalankan tugas sebagai anggota DPR RI, periode thun 2004-2009. Dia menjadi putra Melayu yang menempati posisi strategis sebagai Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR RI.

Posisi cukup strategis dan prestisius di senayan dipercaykan kepadanya. Tapi kini dia tidak hanya menjadi kebanggan Melayu, namun kebanggaan semua suku dan agama di Kepulauan Riau. Dia mendapat pengakuan ditingkat nasional. Bahkan seorang pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Dr Andrianof Chaniago, mengakui kemampuan intlektualnya. Namun, apakah dia akan mempu melewati rintangan permainan politik, dalam pertarungan politisi di Kepri?

"Saya menjalani semua dengan harapan dan optimismisme memandang masa yang akan datang. Saya ingin kita tetap seperti saat ini, menjaga komitmen bersama untuk masa depan Kepri. Tidak peduli, agama dan sukunya, saya akan selalu bersama untuk kita semua," ujar Harry menjawab Batam News.

Mantan dosen program master (S2) Universitas Indonesia ini, menjalani berbagai aktivitas. Di senayan, dia menjalankan tugas pengabdiannya untuk masyarakat Kepri, tanpa memandang suku dan agama. Ditengah masyarakat Kepri, dia melakukan interaksi sosial dengan semua suku dan agama. Berinteraksi dengan semua kelompok umur, mulai muda dan tua. Harry tidak sungkan-sungkan berinteraksi dengan semua kalangan, baik masyarakat ekonomi kecil, menengah, atas serta kelompok intelektual.

Bukan karena penampilan atau sejenisnya, melainkan karena intelektualitas dan kesederhanaannya, sehingga mampu memikat hati ibu-ibu untuk menerimanya dengan baik. Bahkan, beberapa undangan dari ibu-ibu pengajian, diterima dan direspon melalui kehadiran Harry, seperti ibu-ibu dari pengajian Al Jannah.

Dikalangan berbagai suku selain Melayu yang ada di Kepri, Harry diterima dengan baik. Baik yang berasal dari Jawa, Wilayah Timur Indonesia, dan berbagai suku di Pulau Sumatera. Tentunya, dia ada diantara masyarakat Melayu, sebagai asal usulnya. Berbagai kegiatan dilakukan bersama mereka, mulai silaturahmi, perayaan-perayaan hari besar agama dan lainnya. Dikalangan masyarakat Melayu sendiri, Harry mendapatkan respon yang cukup baik. Tidak hanya karena Harry berasal dari sana, namun karena komitmennya untuk Kepri dan kemampuan intelektual yang menjadi kebanggaan mereka.

"Saya dan bang Harry memiliki semangat yang sama dan tujuan sama untuk membangun Kepri,"ujar tokoh Melayu, yang saat ini menjadi anggota DPD RI, Hardi S Hood tentang Harry, dalam kesempatan keduanya menyatakan komitmen untuk saling mendukung dalam pentas politik ditingkat nasional kelak. Dikalangan pekerja dia diterima dengan baik. Bahkan, para pekerja yang tinggal di rumah susun Bida Muka Kuning, pada Desember 2008 lalu mengundang Harry untuk menyampaikan

Apakah cukup dikalangan umat muslim? Tentunya tidak. Karena Harry berpandangan, Kepri harus dibangun semua kalangan masyarakat di Kepri. Harry menghadiri perayaan natal umat kristiani dari Keluarga Besar Tamba Tua se-Barelang. Dia menegaskan perlu dijaga solidaritas umat beragama di Kepri.
Harry juga memberikan penghargaan untuk masyarakat China dengan memenuhi undangan mereka dalam perayaan Cap Goh Me, di Vihara Duta Maitreya.

Harry, tidak mau membedakan asal-usul masyarakat dalam bersikap. Dia tidak memandang jumlah anggota kelompok masyarakat untuk kemudian mengambil sikap atau membangun interaksi sosial. "Berapapun jumlah kelompok masyarakat, dan seperti apapun ekonomi masyarakat, itu bagian dari kita. Kita harus ada bersama mereka," tegasnya.

Prinsip ini yang dipegang dan dijalankan, sehingga dia selalu menyempatkan diri untuk membangun komunikasi dengan masyarakat. Hanya saja, harus diakui, kesibukannya sebagai anggota DPR RI, menjadikan waktunya terbatas untuk berinteraksi dengan masyarakat. Walau demikian, selama dia memiliki waktu, dia akan menjalani interaksi sosial dengan semuanya. Ini juga yang dijalaninya saat menerima warga hiterlan dari Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Pemping dan Pulau Kasu, belum lama ini.(mbb)

Comments