Pertarungan Politik Tahun 2010 Hingga 2011


Status dan Sikap Ismeth Mengubah Peta Politik

Laporan: Martua P Butarbutar

Peristiwa besar yang mempengaruhi peta politik di Kepri untuk tahun 2010 mendatang, terjadi dipenghujung akhir tahun 2009 ini. Putusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadikan Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah sebagai tersangka, mengubah isu politik. Peta politik seakan terombang-ambing, karena dalam berbagai pernyataan politisi di Kepri, Ismeth merupakan salah satu figur terkuat untuk kembali memenangkan Pemilukada.

Kelanjutan proses hukum mantan Ketua Otorita Batam ini serta arahan politiknya dipercaya banyak politisi akan menentukan peta politik kedepan. Termasuk mempengaruhi peta politik di

Pemilukada Batam ditahun 2011. Parpol juga seperti menunggu kelanjutan status Ismeth dari KPK dan pernyataan Ismeth terkait dengan Pemilukada Kepri. Status, sikap dan arah politik Ismeth disebutkan sangat menentukan peta politik Kepri kedepan.

"Banyak yang menunggu apakah pak Ismeth, maju atau tidak. Kalau Ismeth dipastikan bisa maju, dan mengambil sikap untuk maju, maka parpol akan merapat. Namun jika tidak, kami menunggu, siapa yang akan didukung Ismeth. Sikap politik Ismeth akan mempengaruhi kekuatan di Pemilukada Kepri," kata salah seorang anggota dewan Kepri, yang meminta namanya dirahasiakan.

Namun, Ismeth bukan satu-satunya figur yang bermasalah atau pernah bermasalah dengan hukum. Ada nama mantan Bupati Kepulauan Riau, Huzrin Hood, yang sempat mendekam dipenjara dan bebas setelah Pemilukada Kepri tahun 2005 berakhir. Belum diketahui, apa dua figur yang disebut-sebut bermasalah atau pernah bermasalah dengan hukum ini, bisa mencalonkan diri atau tidak. KPU Kepri yang diminta komentarnya masih enggan menanggapinya. Mereka mengaku belum memastikan karena harus mendaftar dulu baru diteliti berkasnya KPU, apakah memenuhi persyaratan untuk mencalonkan.

"Nantilah, aturannya ada, tapi belum sekarang, karena yang mendaftar juga belum ada. Aturannya juga belum saya baca secara mendetail," kata Ketua KPU Kepri, Den Yealta saat ditemui diruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Anggota KPU Kepri lainnya, Tibrani SE juga enggan menanggapi soal tersangka dan mantan narapidana jika mendaftar untuk Pemilukada kedepan. Dia hanya mengatakan, mantan narapidana disebut-sebut bisa maju jika sudah bebas selama lima tahun dari tahanan. Sementara untuk tersangka jika ditahan asparat, Tibrani mengaku belum tahu pasti, apakah harus hadir secara fisik saat mendaftar di KPU atau bisa diwakilkan.

"Ada aturan soal tersangka dan mantan narapidana. Tunggu saatnya nanti, kalau ada yang terkait dengan itu, akan diproses sesuai aturan berlaku," kata anggota KPU Kepri, Tibrani SE.

Menariknya, ditengah penantian status dan kelanjutan langkah Ismeth Abdullah ke Pemilukada Kepri, nama Aida Ismeth mulai mengemuka. Sejumlah parpol yang diwawancarai Tanjungpinang Pos, menyebut tiga atau empat nama yang mereka lirik Diantara nama itu, kerap disebutkan nama Aida Ismeth, HM Sani, Nyat Kadir dan Drs Ahmad Dahlan. Hanya tetap dengan catatan, jika Ismeth Abdullah tidak atau berhalangan maju di Pemilukada. Kecuali di PDIP ada nama Sani yang menguat selain Soerya Respationo. Sementara di PKS ada nama Nyat Kadir selain Ismeth Abdullah, HM Sani, Aida Ismeth dan beberapa nama lainnya, termasuk Huzrin Hood.

Merapat ke Partai Dulu Sebelum ke Ismeth

Ketua DPD Partai Golkar Kepri, Ansar Ahmad sendiri menegaskan pengurus partainya didaerah masih tetap ingin Ismeth sebagai proritas pertama sebagai calon Gubernur Kepri. Akan tetapi dia menyebut, semua tergantung bagaimana pembahasan selanjutnya di DPP Golkar. Ansar sendiri menegaskan tidak akan maju di Pemilukada Kepri, namun di Pemilukada Bintan.
Ansar sendiri saat membuka Musda DPD Golkar Tanjungpinang, menyebutkan, selain nama Ismeth Abdullah, ada nama HM Sani, Drs Ahmad Dahlan, Eddy Wijaya, Nurdin Basirun, dan Sudirman Almon yang berpotensi mereka usung.

Saat itu sejumlah figur menjadikan Ismeth Abdullah prioritas pertama untuk menjadi pasangannya. Tidak hanya figur yang dinilai dekat dengan Ismeth seperti HM Sani, Drs Ahmad Dahlan, Nurdin Basirun, Eddy Wijaya dan sejumlah nama lainnya. Mantan Wali Kota Batam yang menjadi lawannya di Pilkada lima tahun lalu, Drs Nyat Kadir bahkan menyatakan kesiapannya untuk berpasangan dengan Ismeth Abdullah, saat sebelum mantan ketua OB itu jadi tersangka. Ada juga nama DPP Golkar, Sudirman Almon yang siap berpasangan dengan Ismeth.

Sementara nama yang jarang dikaitkan untuk berpasangan dengan Ismeth, ada nama Huzrin Hood, Soerya Respationo dan Harry Azhar Azis. Tidak bisa dipungkiri, dari sejumlah kalangan partai politik, saat ditanya yang berpotensi menjadi Gubernur Kepri, nama-nama diatas terlontar. Hanya saja, saat ditanya siapa yang dipertimbangkan, Parpol banyak menyebut nama Ismeth, Sani, Nyat Kadir dan Soerya. Namun, ada juga yang menyebut nama Huzrin yang masuk bursa partainya.

Diantara nama itu, mayoritas dikait-kaitkan dengan figur Ismeth Abdullah, kecuali Huzrin Hood. Sani sendiri mengemukan untuk dua posisi. Jika tetap berpasangan dengan Ismeth Abdullah, maka namanya diplot untuk Wakil Gubernur. Namun, jika Ismeth tidak menjadikannya sebagai pendamping, maka Sani akan maju sebagai Gubernur Kepri. Sementara Huzrin Hood belum dimunculkan dengan nama figur pasangannya yang dinilai cocok atau disebut tertarik berpasangan dengannya.

Ketua DPW PPP Kepri, Ahars Sulaiman menyebutkan, untuk figur calon Wakil Gubernur, arahnya pesaing diantara figur muncul akan berkurang. Keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi

terkait dengan calon incumbent yang sudah dua periode, bisa mencalonkan diri, bila satu periode sebelumnya menjabat kurang dari 2,5 tahun mempengaruhi peta di Pilkada Kepri. Nurdin

Basirun, yang disebut calon pesaing figur yang ingin berpasangan dengan Ismeth, seperti Ahmad Dahlan dan HM Sani masih ingin maju di Pemilukada Karimun. Sementara untuk Gubernur

Kepri, Ismeth menyebutkan beberapa nama selain Ismeth. Seperti HM Sani, Nyat Kadir dan nama Aida Ismeth.Ketua DPD Partai Pelopor Provinsi Kepri, Onward Siahaan menyebut nama-nama yang sudah mengemuka dalam pembicaraan dikalangan politisi untuk diusung. Dia tetap menyebut nama

Ismeth Abdullah, M Sani, Nyat Kadir, Huzrin Hood, Harry Azhar Azis, Ansar Ahmad, Nur Syafriadi, Saptono, Nurdin Basirun, Soerya Respationo, Eddy Wijaya, Suryatati Manan, Ahmad

Dahlan, Ria Saptarika dan beberapa namalainnya.Namun partainya sendiri lebih tertarik untuk beberapa nama, seperti Ismeth Abdullah, Aida Ismeth, HM Sani dan Nyat Kadir.

Dipihak lain, Ketua Partai Hanura Kepri, Amir Hakim Siregar menyebutkan, jika Ismeth Abdullah tidak maju di Pemilukada, maka pertarungan akan lebih berimbang. Namun dia

menyebutkan, potensi lebih besar untuk Gubernur Kepri, dimiliki Wakil Gubernur Kepri saat ini, HM Sani dan anggota DPR RI dari Kepri yang menjabat Ketua Panggar DPR RI, Harry

Azhar Azis. Hakim menyebutkan, partainya yang memiliki dua kursi di DPRD Kepri, belum membahas Pemilukada.

Partai Demokrat Provinsi Kepri, yang sedikit agak tertutup soal Pemilukada Kepri ini. Saat pelantikan pimpinan dewan Kepri, Ketua partai itu, H Saptono mengaku belum bisa

menyampaikan langkah partainya kedepan, terkait figur yang akan mereka usung. Berbeda dengan sikap Ketua DPW PAN Kepri, Erva Ertos. Secara pribadi dia mengatakan, lebih

menginginkan Ismeth tetap memimpin. Namun setelah status Ismeth menjadi tersangka, Ertos mengaku akan bicara soal calon Gubernur Kepri, setelah Kongres PAN, Januari 2010

mendatang di Batam.

Berbeda dengan rekan-rekannya dari partai lain, PDIP mengambil sikap berbeda. PDIP mengabil sikap berbeda juga dengan Musda, usai kekalahan Soerya pada Pilkada tahun 2005 lalu.

Dimana namanya diputuskan untuk didukung maju jadi calon Gubernur Kepri di Pilkada 2010. Sementara pada rakerda yang baru berakhir beberapa waktu lalu, Soerya direkomendasikan

sebagai jagoan untuk Gubernur Kepri dan atau Walikota Batam.

"Masih lihat perkembangan politik saat ini, saya juga mulai berfikir untuk Pemilukada Kepri. Tapi saya serahkan semua ke partai. Saya siap menerima apapun amanat partai," tukasnya, usai

terpilih beberapa waktu lalu.

Bagaimana figur yang mengemuka dimasyarakat itu menanggapi wacana pencalonan namanya ke Pemilukada Kepri mendatang? Walau Ismeth sudah menjadi tersangka di KPK, situasi politik

dipermukaan tidak lebih hangat dari sebelumnya. Bahkan, banyak figur seperti "tiarap". Figur-figur itu seperti menunggu kelanjutan langkah Ismeth kedepan. Setelah Ismeth jadi tersangka,

Wakil Gubernur Kepri, HM Sani juga enggan menanggapi, jika ditanya soal rencananya maju di Pemilukada Kepri. "Saya tidak ingin bicara soal itu dulu. Pastinya, pak Ismeth masih

dibutuhkan Kepri," tegas Sani.

Demikian juga dengan Ketua DPD PDI Perjuangan yang mendapat rekomendasi untuk diperjuangkan sebagai calon Gubernur dan atau Wali Kota Batam. Soerya menyebutkan dirinya hanya

menunggu intruksi partainya dan siap menjalankannya.Soerya mengaku siap untuk maju dimana pun, baik Gubernur atau Wali Kota. Soal nama HM Sani yang disebut-sebut merapat dengan

partainya, Soerya enggan menanggapi.

Sementara mantan pasangan Soerya, di Pemilukada Kepri, Nyat Kadir, menegaskan keinginannya untuk maju. Hanya saja, akan maju lewat partai apa dan apakah akan menjadi calon

gubernur atau wakil gubernur, dia belum mengambil sikap. Nyat hanya menegaskan keinginannya untuk maju lewat partai politik. Dia siap menjadi calon Gubernur atau Wakil Gubernur Kepri,

dan menjadikan Pilkada 2010 sebagai kesempatan terakhir menjadi calon kepala daerah.

Salah satu figur lainnya yang dengan tegas menyatakan akan bertarung di Pemilukada, ada nama Huzrin Hood. Bahkan, gerakan politik sudah dibangunnya bersama timnya melalui ormas

yang dibentuknya beberapa waktu lalu. Hanya saja, hingga saat ini dia belum menyatakan akan maju dari partai mana. Namun dia pernah menyebutkan kesiapannya maju lewat jalur

perseorangan.

Diantara mereka ada nama Asisten Ekonomi Pembangunan, Syamsul Bahrum yang disebut punya potensi maju jadi Wakil Gubernur Kepri. Bahkan Syamsul disebut-sebut siap maju dan

berpasangan dengan Aida Ismeth jika Ismeth Abdullah tidak maju di Pemilukada. Hanya saja, Syamsul yang dikonfirmasi melalui ponselnya enggan menanggapi. "Kita serahkan semua kepada

masyarakat dan partai politik yang mengambil peran sebagai pihak yang mencalonkan. Apa yang diinginkan, kita siap menerima," tegasnya.

Selain diatas, ada juga nama Harry yang cukup populer di Pemilu lalu. Harry bahkan mampu memperoleh suara caleg terbesar di Kepri, untuk semua tingkatan. Karena itu, banyak pihak

menilai Harry potensial maju di Pilkada Provinsi Kepri tahun depan. Namun, Harry menyebutkan tidak maju, walau saat ini banyak pihak yang meminta dan mendesaknya untuk maju di

Pemilukada Kepri. Namun Harry juga sempat berujar, masih mempertimbangkan baik buruknya dia maju di Pemilukada. "Paling tidak, seperti itu dulu (tidak maju). Tak usah dulu

dikembangkan," kata Harry.

Membangun Koalisi Menuju Pemilukada

Ada sedikit pernyataan Ansar yang menarik, saat ditanya wartawan soal Pemilukada Kepri, usai pelantikan pengurus partainya ditingkat kabupaten/kota di Kepri. Jika sebelum Ismeth

Abdullah menjadi tersangka, isu yang mengemuka selalu pasangan calon. Namun kepada wartawan, Ansar menyebutkan mereka akan menentukan satu nama (bukan pasangan) yang akan

didukung partainya. Sebelumnya, kader Golkar yang menduduki Ketua DPRD Kepri, Nur Syafriadi menyatakan tidak menutup kemungkinan terjadinya koalisi akan terjadi antara Partai

Demokrat, Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Nur tidak membantah komunikasi politik yang terjadi antar parpol, termasuk tiga parpol besar itu. Hanya saja, dia menyebutkan pembicaraan

itu tidak resmi atau dalam bahasanya, pembicaraan kedai kopi.

Beberapa waktu sebelum Ismeth ditetapkan menjadi tersangka, isu figur yang dipertimbangkan berpasangan dengan Gubernur Kepri itu didorong untuk merapat kepartai lain. Dimana

nantinya, jika diusung partai lain, figur itu akan dipertimbangkan berpasangan dengan Ismeth. Nama yang didorong untuk merapat partai lain, ada Ahmad Dahlan ke Partai Demokrat dan HM

Sani merapat ke PDI Perjuangan. "Komunikasi dengan pak Sani ada. Tapi komunikasi biasa sebagai teman," ujar Soerya menanggapi isu beberapa bulan lalu, saat masih menjadi Ketua

DPRD Batam.

Ketua DPD Partai Demokrat Kepri, H Saptono saat pelantikan pimpinan dewan Kepri tidak mempermasalahkan jika Ahmad Dahlan merapat ke partainya. Dia menyebut, partainya siap

menerima siapapun orang yang berniat baik untuk membangun bangsa bersama partainya. Hanya saja, dia menyebutka, sampai saat itu, Dahlan belum merapat ke partainya dan belum ada

perbincangan, terkait dengan bergabungnya Wali Kota Batam itu dengan partainya.

Selain partai-partai itu, koalisi partai "kecil" juga membangun koalisi ke Pemilukada Kepri. Suparno dari PKPI Kepri, menyebutkan mereka ingin mengusung pasang cagub sehingga mereka

membangun koalisi antar partai kecil itu..Mereka juga sudah membentuk tim perumus. Hanya saja, dalam perkembangannya, rencana jumlah partai yang berkoalisi mengalami perubahan.

Hanya saja mereka enggan enggan mengungkapkan partai apa saja yang akan akan bergabung. "Tunggu pasti dulu baru kita sampaikan," kata Ketua PPRN Kepri, Joller Sitrorus.

Catatan AIPI Batam

Menyikapi agenda politik di Kepri, khususnya Pemilukada dalam dua tahun kedepan, Ketua Assosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Kota Batam, H Syamsul Bahrum mengingatkan beberapa hal. Menurut dia, pada Pemilukada Gubernur, Bupati dan Walikota di Kepri dalam dua tahun kedepan (2010-2011), sangat dimungkinkan terjadi elit Parpol salah menentukan prioritas kandidat yang diusung.
Berbagai justifikasi internal, seolah-olah mereka yang diusung relatif lebih populer, aktif, militan, komit, konsisten mendukung kegiatan Parpol ternyata di lapangan belum tentu dianggap sebagai tokoh dalam pandangan masyarakat.

Menurut dia, pengalaman Pemilu 2009, menjadi pelajaran elite di Kepri. Perlu disadari bahwa pada Pemilu 2009 lalu tidak hanya merefleksikan sikap politik internal Parpol tetapi mempengaruhi persaingan di “pasar politik” kedepan. Parpol yang salah dalam memasang kandidat yang akan dijual (non-salable politicians), maka akan direspons negatif oleh publik.

Syamsul mengingatkan, ada dua hal yang diingat oleh konstituen dalam menentukan pilihannya di Pemilu 2009 lalu atau di Pemilukada nanti. Ketenaran Parpol di mata publik dan kualitas kandidat yang diusung dengan ragam corak dan gayanya.

Dia menyebutkan, demokrasi berbasis rakyat langsung ini (people’s coalition) ini akan mengkerdilkan Parpol dalam sistem perpolitikan di Daerah. "Jika Parpol gagal dalam menempatkan demokrasi sesuai aspirasi rakyat, maka kandidat independen yang populis dengan elektabilitas yang tinggi bisa mengalahkan kandidat yang diusung Parpol," tukasnya.

Syamsul menjelaskan, transisi diantara kedua Pemilu 2009-Pemilu 2014 khusus di Kepri, terdapat Pemilukada Gubernur, Bupati Bintan, Lingga dan Anambas (2010). Kemudian diikuti Pemilukada Walikota Batam, Bupati Karimun dan Natuna (2011) baru Walikota Tanjung Pinang (2013). "Pemetaan politik di Pemilukada 2010 akan semakin “liar” dan “political gambling” spekulasi dalam berpolitik akan siapa yang akan diusung dan siapa yang akan bermasalah di tengah jalan dan siapa yang akan lolos di lubang jarum politik semakin tidak mudah dibaca," tegasnya.***

Comments

Anonymous said…
I always inspired by you, your thoughts and attitude, again, thanks for this nice post.

- Norman