Awalnya Pantau Gas Kini PGNCom Bantu Industri‎, Gasnet Internet Murah Berbasis Kecepatan


BATAM - PGN melalui PGN Communication (PGNCom) dengan brandingnya, Gasnet, memasuki bisnis internet. Awalnya, tujuan kehadiran Gasnet untuk menjaga kehandalan layanan gas dengan mengontrol pasokan gas ke pelanggan, termaksud ke Singapura. Gasnet, kini sudah bisa dinikmati industri, penyedia layanan internet, berbasis kecepatan.
Diungkapkan Manager Regional PGN Communication (PGNCom) Batam, Haryono, beberapa waktu lalu di Batam, pemenuhan kebutuhan industri Batam kini tidak hanya dibantu PT PGN melalui kuota gas. Perusahaan plat merah ini juga membantu industri di perbatasan dengan Singapura, lewat akses internet berkecepatan tinggi dan stabil. 
"Kami menyediakan internet cepat dan stabil. Kami menjual didasarkan kecepatan, bukan kuota. Kalau kuota, kami berikan unlimited," bebernya.
Saat ini diakui, sekitar 40 pelanggan dari industri dan non industri dengan tarif minimum Rp500ribu perbulan di Batam. "Sekarang pelanggan Gasnet sudah 40-an. Pelanggan industri, seperti di Mukakuning dan toko-toko. Tapi akhir tahun ini kita akan masuk ke rumah-rumah," ungkap Haryono, terkait rencana program mereka kedepan.
Pelanggan Gasnet di Batam, saat ini ada juga ‎di gedung Sumatera Promotion Centre (SPC), yang akan diresmikan Presiden RI, Joko Widodo awal Desember 2017, sebagai Mal Pelayanan Publik (MPP) di Batam. Selain itu, pelanggannya ada di kawasan industri Kabil, industri Bosowa, Tanjung Bebam, Industri Panbil Mukakuning. 
"Beda dengan operator internet lain yang membatasi kuota. Jadi kalau kita, kuota bisa dipakai mendownload berapapun film, tidak masalah," imbuhnya. 
‎Diakui, untuk industri dan toko atau usaha kecil menengah (UKM), biaya berlangganan, sekitar Rp500ribu per bulan. Dimana, langganan dengan biaya berbeda ditentukan kecepatan yang diterima. "Minimal 500 ribu per bulan dan pelanggan mendapat internet kencang. Jadi penggunaan kita sistem kecepatan, bukan kuota. Kalau kuota, kita unlimited," sambungnya.
‎Terkait dengan keberadaan bisnis internet ini, Haryono mengakui, awalnya tidak lepas dari kebutuhan PGN. Dimana, PGN membutuhkan internet berkecepatan tinggi dengan kuota memadai, dalam mengontrol pasokan gas dari Batam. Dimana, untuk jaringan gas internasional, ada di Batam.‎
"Hub internasional, khususnya Asia, ada di Batam. Kita harus menjaga internet tetap stabil dan tidak pernah mati, agar bisa menyuplai gas Indonesia, termaksud ke Singapura. Karena kalau mati, kita tidak bisa mendata penggunaan gas singapura," ceritanya.
Salah seorang supervisor industri elektronik di Mukakuning, Tigor Wanda mengungkapkan pengalaman mereka menggunakan layanan internet dari Gasnet atau PGNCom. Dengan internet cepat, mereka dengan mudah mengirim dokumen produksi dari perusahaan tempatnya kerja di Batam ke perusahaan induk di Singapura.
"Saat menerima dokumen orderan, kita juga cepat mendownload. Jadi sangat membantu kita. Kalau biaya langganan, kurang tahu," kata Tigor yang minta nama perusahaannya tidak diungkap, karena alasan belum ada ijin perusahaan.
Sementara Sales Area Head PGN Batam, Amin Hidayat mengatakan, dulu sudah dibangun fiber optik Batam, untuk mengontrol gas yang dari Indonesia ke Singapura. Mereka kemudian menyediakan internet dengan kapasitas besar, agar Singapura tidak kecewa dengan pelayanan PGN atas distribusi gas. Layanan internet disiapkan PGN untuk korporat dan retail melalui Gas Communication (PGNCom) dengan nama layanan, Gasnet.‎
"Kita menggunakan kapasitas besar agar negara tetangga tidak kecewa. Tapi kita tidak gunakan semua kuota, sehingga kita distribusikan pihak lain. Jadi yang di Batam, kalau butuh internet, bisa menghubungi kita," himbau Amin.
Sejumlah pelanggan mereka selain industri, ada juga perusahaan seperti perusahaan media, Batam Pos. Ada juga perusahaan penyedia layanan websitus seperti supranet. "Layanan itu kami beri nama gas net dengan internetnya kuota bisa mencapai 560 GB," bebernya.
Menurut Haryono, instalasi internet broadband dari Gasnet melalui PGNCom, menggunakan jaringan fiber optik yang sudah dimiliki PGN. Menyambung dari Batam sampai ke Singapura. Total panjang ringnya untuk dua jalur lebih kurang 208 kilometer. 
"Sekarang, Gasnet menjadi perusahaan penyedia solusi teknologi berbasis internet dengan kecepatan dan kehandalan layanan yang terpercaya di Indonesia," imbuhnya dengan nada optimis.
Selain di Batam, jaringan fiber optik yang dimiliki PGN juga sudah menyebar ke beberapa kota lainnya di Indonesia. Seperti Jambi, Lampung, Palembang, Bojonegoro, dan Jakarta. Pelanggan internetnya mencakup universitas-universitas unggulan. Sebut saja Universitas Sriwijaya (Unsri). Total panjang jaringan fiber optik yang sudah terpasang dari Singapura ke Batam, Jambi, Lampung, Palembang, Bojonegoro, Jakarta, lebih kurang 1.500 km.‎(mbb)‎

Comments